Tourin Blog

List Negara yang Larang Halloween, Berkaca Pada Kejadian Itaewon | Tourin ID

Seseorang memakai labu khas Halloween di kepalanya

Momen peringatan Halloween yang dirayakan setiap tahun selalu mendatangkan kemeriahan di seluruh negara. Orang-orang turun ke jalan dan memakai kostum terseram yang mereka punya. Dekorasi angker dihias di berbagai tempat. 

 

Namun, pengalaman berbeda terjadi di tahun 2022. Momen merayakan Halloween di Itaewon yang seharusnya dipenuhi keceriaan tetapi justru malah mendatangkan duka. Kejadian ini dikenang dengan Tragei Itaewon. Tragedi ini memakan korban jiwa sebanyak 150-an orang.


Kejadian duka tersebut menimbulkan beberapa efek, salah satunya adalah pelarangan diadakannya perayaan Halloween di beberapa negara. Buat kamu yang ketinggalan informasi seputar tragedi Halloween di Itaewon, tak perlu khawatir. Karena pada artikel kali ini, Tourin.ID akan mengulas secara lengkap informasi tragedi itaewon dan dampaknya pada larangan Halloween di beberapa tempat.

Tragedi Halloween di Itaewon

Ilustrasi kerumunan di jalan
Ilustrasi kerumunan di jalan. Source: Freepik/benzoix

Salah satu kejadian yang ingin dilupakan oleh para penduduk Korea Selatan dan seluruh dunia di tahun 2022 kemarin adalah tragedi Itaewon Halloween. Meski sudah berlalu setahun, namun kejadian miris tersebut masih terekam dukanya di dalam memori setiap orang sampai saat ini.

1. Kronologi Kejadian di Itaewon

Itaewon yang terletak di pusat kota Seoul adalah wilayah paling ramai bagi para penikmat hiburan malam. Muda-mudi banyak menghabiskan waktu mereka di sini. Saat perayaan Halloween kembali diselenggarakan pasca Covid-19, Itaewon pun menjadi wilayah utama diadakannya Halloween. Orang, dari banyak wilayah datang ke sana pada Sabtu malam (29/10/2022).

 

Jumlah pengunjung yang datang ternyata meningkat ekstrem. Menurut data BBC Indonesia, jumlahnya mencapai 100.000 atau sepuluh kali lipat dari jumlah biasanya. Hal inilah yang membuat kepolisian setempat kesulitan untuk mengatur kondusifitas jalannya perayaan Itaewon Halloween.

 

Puncaknya adalah saat para pengunjung terjebak dalam kepadatan di gang sempit. Kepanikan menjadi penyebab utama yang membuat para pengunjung menjadi dorong-dorongan. Setelahnya banyak terjadi serangan jantung dan kehabisan napas, yang membuat banyak korban berjatuhan dan terinjak-injak. Jumlah korban tewas ada sekitar 154 jiwa.

2. Impact Setelah Kejadian

Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, membuat pemerintah di banyak negara pun belajar dari kejadian tragedi Itaewon. Pihak keamanan akan secara ketat melakukan pengawasan di spot-spot yang biasa dijadikan perayaan festival Halloween. Perayaan Halloween yang jatuh pada tanggal 31 Oktober 2023, sepertinya bakal dirayakan di beberapa negara saja.

List Negara yang Melarang Pengadaan Halloween

Labu adalah ikon perayaan Halloween
Labu adalah ikon perayaan Halloween. Source: Freepik/freepik

Meski festival Halloween selalu mendatangkan kemeriahan di seluruh dunia, tetapi untuk beberapa negara hal tersebut tidak berlaku. Penyebabnya bukan semata karena larangan pasca terjadinya tragedi Itaewon. Melainkan juga karena adanya aturan agama dan alasan tertentu yang membuat mereka melarang pesta Halloween.


Berikut ada 6 negara yang tidak adakan pesta Halloween:

1. Jepang

Imbas dari kejadian Itaewon Halloween sampai ke negara Jepang. Pemerintahnya dengan tegas melarang perayaan Halloween yang biasa dilakukan di Shibuya. Di persimpangan ini memang adalah kawasan yang selalu ramai. Turis dari seluruh dunia belum lengkap rasanya bila tidak melintasi persimpangan Shibuya.


Kekhawatiran akan membeludaknya turis lokal dan internasional di Shibuya membuat Jepang mengeluarkan aturan pelarangan tersebut. Selain itu, toko-toko minuman keras juga akan dibatasi, mengingat salah satu faktor yang membuat kericuhan di Itaewon adalah karena banyaknya pengunjung yang berada dalam pengaruh minuman keras.

2. China

Negara kedua, ada China yang larang Halloween. Sebenarnya bentuk pelarangan ini lebih disebabkan karena faktor budaya. Di China, mereka sudah memiliki festival hantu sendiri. Festival ini dinamakan “Hungry Ghost Festival” yang rutin diadakan di bulan ke-7 kalender Lunar.

 

Menurut kepercayaan Tiongkok, di bulan ke-7 itulah roh-roh berdosa dari neraka keluar menuju bumi. Sebagai bentuk penghormatan diadakan perayaan dengan memberikan dupa, makanan, dan melakukan ritual tertentu.

3. Rusia

Negara selanjutnya yang turut larang Halloween adalah Rusia. Sudah sejak lama, topik Halloween selalu jadi perdebatan antar politikus dan rakyat di Rusia. Mereka yang menolak, banyak datang dari kalangan konservatif yang menganggap festival Halloween jadi ajang agresi budaya untuk melunturkan nilai budaya Rusia.

4. Brasil

Sama seperti di China, Brasil juga memiliki festival hantu sendiri. Festival ini dinamakan Dia Das Bruxas atau Hari Penyihir. Pengadaannya sama seperti Halloween, yaitu pada tanggal 31 Oktober. 

 

Bedanya, di Dia Das Bruxas ini, rakyat Brasil melakukan penghormatan terhadap tokoh mitologi mereka bernama Saci-Perere. Pemerintah Brasil ingin mengarahkan rakyatnya untuk lebih memprioritaskan budaya sendiri.

5. Mongolia

Festival Halloween dilarang di Mongolia. Pemerintah memberlakukan pelarangan festival ini dengan tujuan membatasi laju modernisasi yang berlebihan di negara mereka. Hal ini dikhawatirkan berpotensi mengikis kebudayaan nasional dan kepercayaan Budha yang mayoritas berlaku di negara ini.

6. Kosta Rika

Negara terakhir adalah Kosta Rika. Negara ini tidak merayakan Halloween dikarenakan pada tanggal yang bersamaan, penduduk Kosta Rika merayakan The Day of Masquerade atau Hari Penyamaran.


Festival ini dipercaya adalah momen penghormatan kepada Virgen De Los Angeles atau Malaikat Suci yang telah melindungi Costa Rica. Perayaan ini rutin dilaksanakan juga karena penduduk lokal Costa Rica tidak terbiasa dengan festival Halloween yang berasal dari luar.

Itulah sejumlah negara yang larang Halloween untuk diadakan. Alasannya beragam ya, friends. Sebagai individu, tentu kita perlu menghargai perbedaan yang ada di tiap negara. Tiap negara bebas memilih untuk turut merayakan atau tidak merayakannya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *