Bagi pecinta budaya Jepang, kota Kyoto sudah masuk ke dalam daftar kota yang harus dikunjungi. Jalan – jalan di Kyoto seperti melintasi waktu. Sejuta keindahan di Kyoto membawa tradisi budaya, sejarah, hiburan hingga kuliner yang tersebar di berbagai spot.
Banyak tempat bersejarah yang mudah ditemui wisatawan. Kuil – kuil terkenal di Kyoto akan memanjakan mata kita. Bagi yang menyukai kesenian di Jepang, Kyoto juga adalah surga untuk dijelajahi. Masih banyak sekali fakta Kyoto lainnya yang mungkin belum kamu ketahui.
Salah satunya, tahukah kamu bahwa Kyoto ini pernah menjadi ibukota Jepang?
Kyoto, Kota yang Terkenal dengan Budayanya
Sejak menjadi Ibu Kota Jepang, Kyoto termasuk kota yang makmur. Kemakmuran Kyoto mendatangkan minat turis asing untuk berkunjung. Jumlah turis yang semakin banyak datang, sayangnya membuat, budaya Kyoto perlahan memudar. Untungnya, kesadaran masyarakat Kyoto yang membuat budaya Kyoto terus bertahan.
Kyoto dinilai memiliki banyak aturan dan tradisi unik yang wajib diikuti oleh siapapun yang menginjakan kaki di wilayah ini. Mayoritas penduduknya menganut agama Buddha, dan sifat Buddhisme dari sejarah Kyoto turut serta membangun budaya Jepang. Budaya Jepang mayoritas berasal dari ajaran konfusianisme yang akhirnya masuk juga ke dalam keyakinan Buddha.
Alih-alih merasa kuno, para wisatawan justru merasakan vibes elegan sewaktu berkeliling di kota Kyoto. Ada banyak sekali spot populer yang kental dengan nilai budaya. Salah satunya, tentu Kuil Fushimi Inari Taisha yang memperlihatkan ribuan gerbang kuil merah untuk menghiasi jalan menuju puncak gunung.
Kyoto, Ibukota Negara Jepang Pada Masanya
Kyoto sebelumnya memiliki nama “Heian-kyo”. Selama lebih dari 1.000 tahun, Kyoto dijadikan Ibu Kota Jepang yang menjadi pusat politik, budaya, dan komersial.
Sejarah Kyoto, berawal dari ajaran Taoisme yang memperdalam konsep Yin Yang. Yin Yang dipercaya karena sebagian masyarakat Jepang percaya dengan hal-hal mistis. Konsep Yin Yang yang diterapkan menjadikan alasan mengapa saat itu Kyoto dipilih sebagai Ibu Kota Jepang.
Fengshui (arah mata angin) yang dipercayai para ahli, mengatakan bahwa Kyoto merupakan kota yang strategis dengan memiliki keempat arah mata angin yang dilindungi dewa. Sejarah mengatakan masyarakat Jepang pun percaya dengan empat arah mata angin yang memiliki penjaga langit dan bumi.
Selama menjadi Ibu Kota, Kyoto mengalami peningkatan dalam seni, sastra, pengetahuan. Barulah sejak tahun 1868, Kyoto sudah tidak lagi dipilih menjadi Ibukota Jepang. Meski tidak lagi menjadi Ibukota, tetapi karakter wilayah ini tidak berubah. Hingga kini, pemerintah Jepang masih begitu ketat menjaga nilai luhur daerah. Hal ini yang menjadi daya tarik utama Kyoto di mata wisatawan luar negeri.
Kyoto juga terkenal dengan pilihan kulinernya yang khas. Kebanyakan makanan masih diolah menggunakan cara tradisional. Cara pengolahan semacam itu, ternyata memberikan cita rasa unik untuk kuliner Kyoto. Berikut beberapa rekomendasi kuliner Kyoto versi Tourin.ID:
1. Yudofu
Makanan sehat satu ini, selain bisa mengenyangkan perut juga bisa menghangatkan tubuh ketika musim dingin. Yudofu disajikan secara sederhana tanpa harus memasukan banyak bumbu karena justru kesederhanaan inilah yang menjadi bagian penting dari Yudofu. Rasa tofu lebih dominan terasa dan bagi sebagian orang ini cara terbaik menikmatinya dibanding menambahkan terlalu banyak bumbu.
2. Shojin Ryori
Makanan khas Kyoto ini tidak harus ditemukan saat di Jepang saja karena makanan ini telah menyebar ke negara-negara Asia Timur. Shojin Ryori adalah makanan tradisional biksu Buddha di Jepang memiliki bahan dasar tahu dan sayuran musiman.
Shojin Ryori terlihat memiliki rasa hambar padahal sebenarnya tidak akan hambar karena aturan dari biksu saat memasak agar memasukan warna hijau, kuning, merah, hitam, dan putih, serta rasa manis, pahit, asam, asin, dan umami. Selain itu, Shojin Ryori juga tidak menggunakan daging-dagingan karena bertentangan dengan nilai menghormati kehidupan.
3. Yatsuhashi
Camilan manis yang paling populer di Kyoto ini terbuat dar tepung beras, gula, dan kayu manis. Penemu Yatsuhashi adalah seniman Jepang yang bernama Yatsuhashi. Yatsuhashi biasanya dijadikan sebagai makanan penutup. Ada 2 jenis Yatsuhashi, antara lain:
- Yaki (Panggang) Yatsuhashi
Yatsuhashi dipanggang menggunakan oven sampai adonan mengeras. Bentuknya mirip dengan batang bumbu yang sudah dipotong.
- Nama (Kukus) Yatsuhashi
Adonan tidak dipanggang melainkan dikukus. Adonan digulung dan dipotong berbentuk persegi panjang kecil. Top flavour adalah cinnamon dan matcha.
Fakta Kyoto, Memiliki Kuil-Kuil Terpenting di Jepang
Banyak kuil di Kyoto yang menjadi tempat sejarah dan kunjungan wisatawan asing. Beberapa kuil di Kyoto masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Lakukan perjalanan Kyoto untuk bertemu dengan kuil-kuil bersejarah ini.
1. Kuil Heian Jingu
Kuil Heian Jingu merupakan duplikat istana kerajaan saat masa Heian yang dibangun pada 1985. Kuil Heian Jingu juga sebagai penanda perpindahan ibu kota Heian-kyo ke Kyoto.
Budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah festival Jidai Matsuri dan Takibi. Dua festival tersebut hanya dapat disaksikan pada hari tertentu. Jidai Matsuri akan diadakan saat tanggal 22 Oktober dan 1 – 2 Juni diadakan festival Takibi.
Kuil Heian Jingu akan selalu terlihat menawan karena memiliki taman bunga yang dapat dinikmati keindahannya kapanpun waktunya. Saksikan bunga lili bermekaran pada musim panas, bunga momiji pada musim dingin, dan bunga sakura pada musim semi.
2. Kuil Daigo-ji
Penikmat keindahan bunga tidak bisa melewatkan kuil dengan julukan “Kuil Bunga”. Saat musim gugur karpet momiji menjadi simbol Kuil Daigo-ji. Disebut karpet momiji karena bunga maple yang menyelimuti area Taman Sanbo di Daigo-ji.
Kuil yang dibangun pada tahun 874 terkenal dengan pagoda 5 tingkat. Pagoda merupakan bangunan kuno yang dibangun pada tahun 951. Selain karena keindahannya, Kuil Daigo-ji memang memiliki peran penting dalam sejarah agama Buddha Shingon di Jepang.
3. Kuil Kinkaku-ji
Kuil Kinkaku-ji berhasil bertahan dari pertempuran onin pada tahun 1467 – 1477 Masehi. Kuil Kinkaku-ji juga memiliki nama lain “Gold Pavilion” karena puncak kuil ini yang berwarna emas.
Kepopuleran Kuil Kinkajaku-ji sudah terlihat sejak tahun 1220. Warna emas yang melapisi 2 lantai kuil memantulkan sinar ke permukaan kolam. Pantulan sinar akan terlihat jelas saat musim panas dan gugur. Saat musim dingin kolam akan dipenuhi oleh salju namun gemerlap emas tetap menjadi spotlight yang tak terkalahkan.
Apakah fakta Kyoto di atas, mulai dari budaya dan kulinernya berhasil membuat kamu tertarik datang ke Jepang? Jika iya, kamu bisa mulai melihat-lihat paket tour ke Jepang yang tersedia lengkap di website atau aplikasi Tourin.ID.
Download aplikasinya di Play Store dan juga App Storeuntuk kemudahan liburanmu!
Pingback: Robot Jepang, Sudah Bisa Jadi Maid. Ini Dia List Cafe Berteknologi Robot | Tourin ID - Tourin Blog